Rabu, 16 Februari 2011

terjerumus.....


gadis kecil menapakkan sebelah kakinya diatas kepingan emas
sementara sebelah tangannya menggenggam rapat tiang langit
tak ada suara terlontar dari diri
tak pada siapa ia berkeluh
Tuhan sudah puas keluh kesahnya
tetap menyayang dan membimbingnya
dengan tanda

tapi,,,akankah ia memungut satu per satu kepingan tercecer
padahal datang dari antah brantah
dengan sebelah tangannya yg melambai di antara ragu
ataukah ia akan melanjutkan langkah kaki yang sebelahnya
sekali lagi 
tak ada suara terlontar dari diri
tak pada siapa ia berkeluh

maka ketika angin berbisik dengan nada indah membius
iia pun terjatuh
tangan yg rapat melekat
kini terlapas
dalam tubuh yang terkulai dengan tinggal sedikit keraguan
1 keping telah di tangan
oh,,tidak
tetapi 2 keping
bukan!
3,4,5,6 keping
dan terus bertambah
padahal datang dari antah brantah
untuk kesekian kalinya...
tak ada suara terlontar dari diri
tak pada siapa ia berkeluh
Tuhan sudah puas keluh kesahnya
tetap menyayang dan membimbingnya
dengan tanda 
lalu ia kembali dengan air mata
terjatuh sejatuh-jatuhnya
terkulai selemas-lemasnya
namun tetap....
tak ada suara terlontar dari diri
tak pada siapa ia berkeluh  
sungguh hidup begitu tersurat
sungguh nikmat begitu tersirat
antara keduanya sangatlah rancu
dan 1 pegangan saja menyelamatkan
namun bila terlepas,
ang gadis kecil mati dalam kesedihan
tak ada suara terlontar dari diri
tak pada siapa ia berkeluh
Tuhan sudah puas keluh kesahnya
tetap menyayang dan membimbingnya
dengan tanda 
 
puisi ini memiliki satu pesan moral dan agama. silakan pembaca cermati. mudah-mudahan akan mengingatkan kepada kita, bahwa begitu berdosanya kita padahal begitu sayangnya Allah SWT pada kita.
"semoga kita bukan termasuk orang-orang yang merugi...."
semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: