"oleh-oleh pengajian"
Assalaamu’alaikum sahabat,,,,,
Assalaamu’alaikum sahabat,,,,,
Sudah
lama sekali Q gag nulis di blog ini. Semoga sahabat semua selalu sehat dalam
lindunganNya, amin.
Malam
kemarin tepatnya malam jum’at, Q dengan sengaja ikut sebuah pengajian.
“Bagaikan telaga yang kering karena kemarau seabad, setetes air hujan rasanya
mampu menyegarkan nurani yang kian kerontang”. Wisata religi yg sedetik itu,
sedikit mengobati kerinduan lantaran sudah sekian lama Q gag ikut pengajian, dengan
alibi di sini jarang sekali ada pengajian umum, pun jika ada waktu nya malam
dan dengan jarak yang amat jauh (maklum tidak punya kendaraan pribadi). He,,,he,,,,
Malam
kemarin untunglah ada sahabat yang mengajak ke pengajian. Dengan semangat saya
meng-iyakan ajakannya. Mengingat tempatnya yang terjangkau karena dekat, dan
waktu yang tidak terlalu malam untuk dimulainya sebuah tausiyah.
Mohon
maaf, tidak bermaksud sombong dengan menunjukkan “ini neh, saya ikut
pengajian”. Tapi hanya sekedar share kepada sahabat sekalian apa yang saya
dapat semalam.
Pengajian
berjalan selama kurang lebih sekitar 3jam yang di mulai ba’da isya’. Diawali
dengan dzikir dan do’a bersama yang kemudian dilanjutkan dengan tausiyah. Dalam
tausiyah tersebut diuraikan betapa kita adalah hamba Allah yang diciptakan dari
sesuatu yang hina.
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (QS Al-Hajj: 5)”
Lantas bagaimana dengan kita yang sudah mendapatkan harta
yang melimpah, nikmat yang tumpah ruah, keluarga yang bahagia dan nikmat-nikmat
Allah yang lainnya, tetapi justru kita membuat jarak dengan seorang hamba sahaya,
pengemis dengan baju compang-camping dengan tangan menengadah hanya untuk
sesuap nasi yang kemudian kau usir dan kau tendang dia dengan kata maaf
sekalipun. Padahal disitulah ladang syurga kita.
Bagaimana pula dengan kesombongan kita yang dengan dada
membusung membanggakan tahta dan kecantikan. Padahal kita semua sama, tercipta
dari sesuatu yang hina.
Kebetulan bulan
ini bertepatan dengan bulan Rajab yang segera memasuki bulan Sya’ban dan
menjelang Ramadhan, Ustadz juga membahas tentang bulan-bulan yang penuh
keistimewaan itu.

Rasulullah saw bersabda:
“Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan Allah. Barangsiapa yang berpuasa satu hari, maka wajib baginya surga. Barangsiapa yang dua hari, maka ia akan menjadi sahabat para nabi dan shiddiqin pada hari kiamat. Barangsiapa yang berpuasa penuh satu bulan dan bersambung dengan bulan Ramadhan, maka dosa-dosa diampuni, dosa kecil maupun dosa besarnya walaupun ia berasal dari darah haram.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa). (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 55)
“Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan Allah. Barangsiapa yang berpuasa satu hari, maka wajib baginya surga. Barangsiapa yang dua hari, maka ia akan menjadi sahabat para nabi dan shiddiqin pada hari kiamat. Barangsiapa yang berpuasa penuh satu bulan dan bersambung dengan bulan Ramadhan, maka dosa-dosa diampuni, dosa kecil maupun dosa besarnya walaupun ia berasal dari darah haram.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa). (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 55)
Sebelum kita masuk kepada bulan Rajab, terdapat do’a
untuk menyambut bulan Rajab, sebagai berikut:
رَمَضَانْ وَبَلِغْناَ وَشَعْباَنْ رَجَبَ فِيْ لَناَ باَرِكْ اَللَّهُمَّ
“Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighna Ramadhana.”
Yang artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik)
“Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighna Ramadhana.”
Yang artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik)
Keistimewaan bulan Rajab adalah terjadinya peristiwa Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad, SAW yakni pada tanggal 27 Rajab. Di mana pada bulan ini
banyak sekali pahala yang kita dapatkan apabila kita berpuasa, berdzikir,
membaca shalawat dan shalat malam. Khasiat di balik bulan Rajab selanjutnya
juga bisa di lihat pada situs http://asksalman19.blogspot.com/2012/05/keistimewaan-bulan-rajab.html.
Setelah bulan rajab, maka kita akan masuk pada bulan Sya’ban.
Bulan Sya’ban adalah bulan yang mulia, karena terletak antara dua bulan yang
mulia (Rajab dan Ramadhan) dan merupakan pintu masuk menuju bulan Ramadhan. Pada
bulan Sya’ban terdapat malam nisfu Sya’ban (dapat dibaca pada artikel di blog
ini sebelumnya). Pada malam itu, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk
shalat malam dan memperlama sujud kita karena pada malam itu, Allah melihat
kepada semua makhluknya.
Dari Aisyah radhiyallahu anha
berkata bahwa Rasulullah SAW bangun pada malam dan melakukan shalat serta
memperlama sujud, sehingga aku menyangka beliau telah diambil. Ketika beliau
mengangkat kepalanya dari sujud dan selesai dari shalatnya, beliau berkata,
“Wahai Asiyah, (atau Wahai Humaira’), apakah kamu menyangka bahwa Rasulullah
tidak memberikan hakmu kepadamu?” Aku menjawab, “Tidak ya Rasulallah, namun Aku
menyangka bahwa Anda telah dipanggil Allah karena sujud Anda lama sekali.”
Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu malam apa ini?” Aku menjawab, “Allah dan
rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Ini adalah malam nisfu sya’ban
(pertengahan bulan sya’ban). Dan Allah muncul kepada hamba-hamba-Nya di malam
nisfu sya’ban dan mengampuni orang yang minta ampun, mengasihi orang yang minta
dikasihi, namun menunda orang yang hasud sebagaimana perilaku mereka.” (HR
Al-Baihaqi). Al-Baihaqi meriwayatkan hadits ini lewat jalur Al-’Alaa’ bin
Al-Harits dan menyatakan bahwa hadits ini mursal jayyid. Hal itu karena
Al-’Alaa’ tidak mendengar langsung dari Aisyah ra.
“Nabi Muhammad Shollallhu alaihi
wasallam bersabda, “Allah melihat kepada semua makhluknya pada malam Nishfu
Sya’ban dan Dia mengampuni mereka semua kecuali orang yang musyrik dan orang
yang bermusuhan.” (HR. Thabarani dan Ibnu Hibban).
Bulan Sya’ban
adalah sebagai latihan kita untuk menyambut Ramadhan. Sehingga alangkah baiknya
kita mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan buruk yang dapat menjatuhkan
iman agar saat bulan Ramadhan tiba, hati kita benar2 telah siap dan bersih.
Selanjutnya
beliau memaparkan betapa beruntungnya manusia yang sampai pada bulan Ramadhan,
bulan Yang penuh berkah dan Ampunan. Untuk itu janganlah lupa untuk meminta
maaf kepada keluarga dan kerabat sehari sebelum berpuasa. Agar hati kita bersih
, itulah makna “padusan” yang sesungguhnya berarti mensucikan hati. Bukan hanya
sekedar mandi membersihkan badan, tetapi juga memohon ampunan kepada Allah dan
saudara untuk membersihkan hati kita dari dosa.
Di akhir tausiyahnya beliau menghimbau kepada jamaah untuk membaca 3 ayat terakhir surat Al Hasyr di waktu pagi dan petang. Dasar haditsnya sebagai berikut.
Di akhir tausiyahnya beliau menghimbau kepada jamaah untuk membaca 3 ayat terakhir surat Al Hasyr di waktu pagi dan petang. Dasar haditsnya sebagai berikut.
1. Bersabda
Nabi saw., “Barangsiapa membaca di waktu subuh tiga ayat dari akhir surat Al
Hasyr, niscaya Allah mempertaruhkannya kepada tujuh puluh ribu malaikat yang
bershalawat kepadanya sampai masuk waktu petang. Apabila ia meninggal pada hari
itu, maka ia meninggal sebagai seorang syahid. Dan barangsiapa membacanya di
waktu petang, adalah dia di tempat yang telah diterangkan itu.” (HR. Tirmidzi).
2.
Abu Umamah ra. Berkata, “Siapa yang membaca ayat-ayat terakhir dari surat
Al Hasyr diwaktu malam atau siang, kemudian ia mati pada hari atau malam itu,
maka Allah telah memastikan baginya sorga.” (R. Baihaqi). Yaitu tiga ayat yang
terakhir; Huwallahulladzi la ilahailla huwa hingga akhir surat.
3
ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:
هُوَ اللَّهُ الَّذِي
لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ
الرَّحِيمُ
22. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang.
هُوَ اللَّهُ الَّذِي
لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِنُ
الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
23. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
23. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ
الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَآءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
24. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
24. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Demikianlah
sedikit yang saya peroleh dari tausiyah semalam. Semoga kita semua dapat
mengambil ilmu dan manfa’at. Akhir tulisan ini,,,rasanya tidak ada salahnya apabila kita bersama berdo’a:
رَمَضَانْ وَبَلِغْناَ
وَشَعْباَنْ رَجَبَ فِيْ لَناَ باَرِكْ اَللَّهُمَّ
Mudah2an kita termasuk orang-orang yang dirahmati Allah, SWT.
Mudah2an Allah memberikan
kesempatan kita pada tulisan-tulisan selanjutnya. Syukron katsir.......
NB: tulisan berhuruf comic sans berwarna
putih adalah pendapat penulis,
Tulisan berwarna ungu adalah apa
yang disampaikan oleh penceramah dalam pengajian.
Tulisan berwarna orange adalah
hadits tambahan yang penulis ambil dari beberapa sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar